Mitos dan Fakta Jurusan Hukum yang Akan Mengubah Pandanganmu

November 1, 2023 @ 12:40 pm

Mau masuk jurusan Ilmu Hukum? Sebelum itu, cari memahami dulu yuk mitos dan fakta yang kerap beredar berkenaan jurusan ini. Cek kebenarannya selanjutnya ini!

Halo! Bagaimana, tetap bingung memilih fakultas hukum ? Bagi anda yang tetap galau, kali ini kami akan mengkaji salah satu jurusan yang juga banyak digandrungi yaitu Jurusan Ilmu Hukum. Berbagai stereotype yang beredar berkenaan jurusan ini sedikit-banyak mampu menggoyahkan keyakinanmu. Tapi, apa sepenuhnya benar? Sebelum percaya, cek kebenarannya dulu yuk!

Mitos #1: Kuliah di jurusan Hukum perlu jadi pengacara

Fakta:

Tidak seluruh yang masuk jurusan hukum perlu jadi pengacara atau bekerja di law firm ya. Ketika anda masuk jurusan ini, anda akan meraih banyak sekali skill yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpikir, menganalisis, menulis, dan masalah solving akan terlalu diasah. Berbagai skill basic ini tentu mampu diaplikasikan pada banyak profesi.


Tidak melulu seperti yang kerap kami tonton di TV, yaitu kasus pidana dan perdata saja. Lihat saja Najwa Shihab, jurnalis cantik nan parah ini dulunya mahasiswa Hukum, lho. Selain itu ada Once yang memilih berkarier sebagai penyanyi. Bisa dikatakan jurusan ini punyai fleksibilitas pilihan kerja kala lulus nanti. Kamu mampu kerja di dunia kreatif, human resource, pengusaha, dan sebagainya.

Mitos #2: Anak Hukum perlu pintar berkata di depan umum

Fakta:

Seperti yang udah dijelaskan di atas, profesi di bidang hukum itu banyak. Pandai berkata tidak melulu jadi kualitas no satu yang perlu dimiliki. Skill yang perlu dimiliki yaitu berpikir strategis, asumsi data, mengolah sumber informasi, menyaripatikan apa yang terjadi, dan menemukan solusi. Hal-hal selanjutnya jauh lebih mutlak dibandingkan ‘hanya’ jago bicara.

Ketika anda jadi mahasiswa Hukum, anda akan studi bagaimana sehingga omonganmu lebih berbobot. Jadi terkecuali hendak menyampaikan sesuatu, memberi tambahan statement, atau debat, perlu ada dasarnya.

Untuk apa pintar berkata terkecuali tidak berisi, bukan? Public speaking itu seperti keyboard komputer, tambah kerap mengetik, akan tambah jago pula kita. Jadi terkecuali idamkan pintar berkata di depan umum, anda mampu laksanakan bersama dengan kerap berlatih. Terbiasa menyaksikan audience, tentu anda tambah berani, dan pada akhirnya bisa. Jadi, tidak ada yang perlu ditakutkan ya.

Mitos #3: Anak Hukum perlu hafal Undang-undang

Fakta:

Undang-undang yang sebanyak itu perlu dihapal? Agak mustahil ya, teman-teman. Saat masuk jurusan hukum, tidak seluruh undang-undang itu udah tentu memahami lho. Kamu tetap perlu menganalisis, memperbandingkan bersama dengan undang-undang lainnya, dan menarik kesimpulan. Jadi jangan langsung ditelan bulat-bulat ya.

Namun, tidak ada salahnya anda perlu memahami basic mutlak berasal dari Undang-undang. Tidak bisa saja dong di keadaan spesifik seperti, “Saya boleh laksanakan hal XYZ tidak?”, terus anda tidak mampu jawab, perlu cek buku Undang-undang dulu? Jangan dihapal, namun dimengerti. Kalau mengerti, anda tidak akan lupa.

Mitos #4: Pengacara itu membela orang yang salah

Fakta:

“Orang yang memahami bersalah, kok tambah dibela? Ketika memilih benar atau salah dalam hukum, apa para pengacara tidak bertentangan bersama dengan hati nurani ya?” Di antara anda tentu ada yang dulu berpikir demikian.


Jadi, dalam hukum, seseorang tidak dipandang bersalah hingga divonis bersalah. Pengacara itu kan seorang penegak hukum. Pada intinya, mereka tidak secara langsung membela seseorang yang diakui bersalah, namun membela hukum. Misalnya, ada tersangka teroris, lantas diproses. Nah, tugas pengacara bukan melewatkan si tersangka, namun berusaha sehingga tersangka tidak dihukum melebihi kesalahannya.

Untuk lebih jelasnya, nanti anda akan terima mata kuliah Tanggung Jawab Profesi yang memiliki tujuan untuk membangun culture. Di mata kuliah ini anda akan mewawancara berbagai profesi di bidang hukum. Selain itu, studi kode etik dan laksanakan pekerjaan penuh integritas.

Mitos #5: Kalau jadi mahasiswa Hukum tentu jadi aktivis

Fakta:

Well, pas masuk hukum anda akan disuguhi banyak sekali organisasi yang akan membangun karaktermu. So, jangan menutup diri dan banyak-banyaklah berorganisasi pas anda tetap muda. Tidak akan rugi kok, gara-gara anda akan studi kepemimpinan, mempelajari hukum lebih dalam, bekerjasama memecahkan kasus, mempersuasi, dan sebagainya.

Misalnya moot court (peradilan semu). Semua ini akan membentuk mental dan menciptakan integritasmu. Nah, berasal dari berbagai kegiatan sejenis ini juga anda akan banyak bersua orang baru dan otomatis tingkatkan koneksi.

Dalam memperluas networking ini, anda juga perlu terus mengembangkan diri ya. Lakukan apa pun bersama dengan sebaik mungkin, dan orang akan memahami siapa dan bagaimana dirimu. Social skill perlu, namun selamanya perlu ada kontribusinya dong, istilahnya “bring something to the table.”.

Jadi, bagaimana? Masih sudi yakin sama mitos yang beredar? Mulai detik ini, perbanyak baca buku dan berbagai referensi yuk sehingga pengetahuan tambah kaya. Dengan demikian, tentu asumsi akan lebih terbuka lagi. Kalau anda sudi masuk jurusan Hukum, persiapkan dulu dirimu bersama dengan ruangbelajar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *