Berawal Dari Milis
pascal-edu.com – “Semuanya berawal dari diskusi dan sharing pengalaman seputar seluk beluk kesehatan anak di milis sehat. Kebetulan ada pembicaraan tentang MPASI. Saya menawarkan tepung beras dari hasil pertanian organik kami untuk membantu para ibu yang kesulitan mendapatkan beras yang aman bagi bayi, khususnya untuk MPASI,” papar Ika Suryanawati (47).
Ia masih ingat, kala itu tengah marak isu beras berformalin. Alhasil, seiring dengan semakin banyaknya permintaan, Ika pun memproduksi tepung beras khusus untuk dijual. Produk pertama pada 2005 adalah tepung beras merah. Saat ini, sejalan dengan pertanian organik yang juga memerlukan pergiliran tanam (rotasi), maka tepung bubur bayi organik bermerek Gasol ini telah berkembang menjadi 11 varian, yakni Tepung Merah Wangi, Tepung Beras Merah, Tepung Beras Cokelat, Tepung Pisang, Tepung jagung, Tepung Kacang Hijau, Tepung Kacang Merah, Tepung Kedelai, Tepung Garut, Tepung Ubi, dan Tepung Campuran.
Kecintaan Ika pada pertanian organik terilhami setelah membaca buku berjudul Revolusi Sebatang Jerami karya Masanobu Fukuoka. “Cita-cita terpendam saya adalah memadukan natural farming dengan ilmu pertanian yang saya dapat dari IPB, perguruan tinggi tempat saya menimba ilmu sebagai Sarjana Pertanian Jurusan Agronomi. Maka, sejak 2004, saya mulai mengelola pertanian organik di desa Gasol, Cianjur,” tambah istri dari J. Fleming W (47) ini.
Tidak Takut Tersaingi
Saat ini banyak produk sejenis yang mengusung label organik. Menghadapi persaingan ini, Ika tidak merasa gentar. “Kami tidak pernah memikirkan tentang persaingan bisnis. Yang terus kami pikirkan adalah bagaimana membenahi internal di pertanian untuk bisa mencapai pola pertanian berkelanjutan dan menghasilkan produk berkualitas,” tegasnya saat ditemui di kantornya di Ragunan, Jakarta Selatan.
Tepung Gasol sendiri tidak hanya fokus pada bertani tanpa pupuk sintetis dan pestisida sintetis, tapi juga akan terus- menerus mendesain pola pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture), dengan tetap fokus pada alam dan manusia sebagai faktor terpenting. “Maraknya bisnis organik di Indonesia merupakan harapan kami, karena dengan demikian alam Indonesia akan semakin lestari dan anak bangsa Indonesia akan semakin sehat,” ucapnya dengan penuh keyakinan.